Selasa, Oktober 21

pagi... kampus yang indah, dengan sisa embun yang tersiksa...

siang..kampus yang panas, dengan sisa peluh tanda tersiksa...

sore...kampus yang sepi, dengan sisa lelah sisa tersiksa...

Sabtu, Oktober 4

Tiada lagi pertanyaan yng meragukan, hingga keyakinan itu tumbuh dengan sendirinya, kini di sini di dapur hatiku, dimana telah matang suatu keinginan diri yang terhias tekad untuk membuktikan bahwa hati telah pulih untuk kembali berjalan di jalan lurusNya…
Tiada lagi kekesalan yang menjemukan, begitu pula dengan rayuan penghancur keikhlasan, seperti mana aku dahulu tersilap dan tergeletak untuk sekian lamanya pada umur yang hanya bagai jatah dari Yang Kuasa ini?, yang tersia bagai sebutir berlian di atas tumpukan sampah, dimanapun ia, tetaplah ia sebagai berlian, bagaimanapun kita, ia tetaplah teramat berharga untuk kita sia-kan…

Dan dunia yang tak kumengerti pun telah sirna, berganti ucapan syukur yang tak mungkin ku ucap lisan saja…
Dan dunia yang ku ingini pelan laun nan pasti mulai tersenyum menyambutku...
Dan lihatlah, kedua tangannya yang membentang itu…

Jumat, September 26

Ini Aku Dengan Tulisan Bodohku...

Ini aku dengan tulisan tulisan bodohku…
Yang mungkin tak berdasar, atau pun penuh dengan pertentangan antara satu dengan satunya... tapi ini tetaplah aku, sebodoh apapun kata kataku...
Ini aku dengan tulisan tulisan bodohku, kadang aku ingin menghilang dengan sejuta kemungkinan aku tak di temukan dan tak menemukan seseorang lagi, menghilangkan diri dari keadaan sebagai anggota dari sebuah sistem yang bernama masyarakat, terlalu banyak yang tak kusetujui dari keaadaan diri sebagai sub-bagian dari masyarakat, uang, sosialisasi, perkenalan, gossip, aargh, betapa menjemukan basa basi itu...
Terlalu banyak penolakan diri sendiri pada keadaan itu, terlalu merasa tak berdayanya kita saat berada pada keadaan itu, kita mahluk sosial?, ada lagi tetek bengek yang di ciptakan para sosiolog tentang siapa kita, bisakah kita hidup dengan mengambil dan memanfaatkan apa yang dengan murni dan tanpa membayar dari alam?...
Ini aku dengan kebodohan kebodohan tulisanku, bukan ingin mempengaruhi atau mengajak kalian pada kegilaan, hanya ingin mengungkapkan ketidak setujuanku pada keadaanku sebagai anggota society zaman ini...
Katakanlah aku primitif yang tak bisa menyesuaikan diri pada dunia saat ini, tapi lebih baik bila aku hidup di dunia primitif, dimana belum ada kontaminasi uang terhadap kemurnian pikiran kita yang hanya merawat dan mengambil apa yang kita butuhkan pada dan dari alam, bayangkan kemurnian pada pemikiran itu, betapa indah hanya mengenali orang orang terdekat saja, betapa membuaikan keadaan itu...
Bayangkan kita terbangun di pagi hari dengan kepala nyaris pecah membayangkan hutang yang menumpuk, atau di suatu siang saat lemah menggerogoti namun kita harus tetap memecahkan batu padahal kita belum sarapan karena kita tak ada uang untuk membeli sarapan, betapa terkungkungnya kita pada sesuatu bernama uang...
Itu aku dengan bodohnya menuliskan tulisan bodohku...

Minggu, September 7

ini...

ini dunia yang sangat baru buatku, ku tak bisa lagi melihat kemana arah dan tujuanku, ku tak mampu lagi berjalan ke arah seharusnya aku berjalan, ku tak sanggup lagi berdiri disisi seharusnya aku berdiri...
ini dunia yang tak kumengerti, menyisakan sesal yang tiada berhenti,kalkulasi kesalahan demi kesalahn, menempatkan aku pada satu jumlah yang ku sendiri tak mau membayangkannya...
ini salah yang tak ingin ku jalani...
lelah kawan...
lelah teman...

sampai di mana salah ini menemani?...

Sabtu, Juli 19

Kampus ini bukan milikku lagi, kenyataan ini mengoyak segar ingatan tentang hari – hari pertama aku mengakrabi kampus ini, wajah – wajah segar itu mengganti cerianya wajah sejawatku di ingatku…
Kampus ini bukan lagi milikku, rangkaian pertemanan dan canda tawa itu terputus di satu titik, tak lagi berkata, ini teman si dia yang temannya si dia dan dia itu temanku dari temanku yang juga temanku dari teman disana dan teman si ini dari temanku di sini…
Temanku semua tlah pergi, dan hampir pergi, beranjak pergi, harus pergi, dan kini di sini, duduk di bangku ini, bila ada waktu, tentu ada kesempatan tuk bersua lagi, semoga sukses kawan!!!...
Haruskah kututup cerita tentang kampus ini?, belum ini belum saatnya, masih ada cerita yang menunggu pada hari esok, saat aku sendirian melewati koridor GKB yang mengeluh bosan setiap kali melihat wajahku, selamat jalan kawan - kawan, selamat berjuang kembali...

Selasa, Juli 1

Everest

Dear,

Malam semakin larut, berganti dini hari, kucoba memejamkan mata barusan, tapi tetap tak dapat, entah kenapa malam ini, untuk pertama kali, aku memikirkanmu, seseorang yang belum kutahu siapa, orang yang menemaniku melewatkan malam – malam, membasuh penat hari – hari, bercerita tentang senja, dan menyapa saat pagi…
Bisakah aku menggambarmu?, bisakah aku membayangmu?, semoga kau cantik, semoga kau seksi, semoga kau baik hati, semoga kau menerimaku apa adanya, tapi, diatas semua itu, semoga kau orang yang beriman!!!, dengan itu, kau mahluk tercantik, terseksi, terbaik buatku!!!
Membayangkan tubuhmu tanpa muka, membuatku termenung untuk sesaat, begitu indah persetubuhan dengan hayal ini, begitu mencandu pikiran, kenapa baru malam ini aku sadari ini!.
Kulitmu, semoga sehalus Laura, salah satu milik di masa laluku!, yang menyesakku dengan wangi tubuhnya, hingga bertahun aku memunguti serpihan hatiku yang berserak terinjak langkah hidupnya saat ia pergi!,
Wajahmu, semoga secantik Dirga, salah satu rasa tak bersambut dalam lontar kisah hidupku, begitu murni kecantikan itu, sampai bermalam aku memimpikan dan tertumpah dalam bisu tugu saat malam, sebelum polesan make up menumpas asrinya wajah itu!.
Tubuhmu, semoga semolek Ida Ayu Kadek Devi, artis yang membuatku birahi meski pandang hanya lewat layar kaca, ringan langkahnya, sintal tubuhnya, membuatku berangan, andai rampingnya berada dalam rengkuhku malam ini, dan kujatuhkan tubuh berkeringatku di atas dada kembang kempisnya, sesaat setelah gejolak nafsu terlampiaskan!!!
Semangatmu, semoga kulihat sama dengan Tiwi, gadis yang kukagumi kini, selalu ada yang baru bila kupandang wajahnya, entah itu gincu senyum di bibirnya, entah itu lesung pipit manisnya, entah itu kecerdasan yang memancar di wajahnya, kucuri lewat sekilas pandangku!,
Candamu semoga seceria Novi, gadis yang tengah kupacari kini, jelas ini tak adil baginya, dapat di kata aku berselingkuh saat ini, melupakan bayangnya untuk mendatangi teras takdir yang belum tentu ini, bertanya, siapa kamu!!!
Tentu kau bertanya, kemana gadis – gadis yang lain, yang pernah ku kagumi, ataupun pernah ku pacari, ku katakan padamu isteriku, mereka punya kisah masing – masing dalam hidupku, inginkah kau dengar cerita singkatku dengan Rini, gadis terakhir masa SMA-ku?, tentang Siti, gadis tragedy Juli 2003, saat kobar api menghanguskan pasar di kotaku?, tentang Mahmudah, Siti yang lain, yang kupacari dan kunikmati sampai aku bosan, hanya karena ia menggilaiku, dan aku gila pada Tahu Isi yang orang tuanya jual?, Tentang Wuri, gadis liar dan panas di atas ranjang, yang membuatku malu, jijik, ketagihan, dan nafsu bila mengingatnya?, Tentang Elly, gadis pecun yang ku tinggalkan di Kuta sebelum aku menggagahinya, padahal aku tahu dia ‘liar’.
Terlalu banyak, semuanya hanya dosa!, kau yang sah dan halal untukku kini, biarlah kunikmati dan kujaga engkau, dan aku mohon kau juga berdo’a, semoga aku seorang pemimpin yang baik dalam keluarga yang ingin kita bangun. Bukankah kau ingin anak kita tumbuh dengan sehat, dan dalam keluarga yang mengharapkan Ridha Tuhan?,
Berdo’a isteriku, jangan lupakan siapa yang membuat kita, tundukkan diri kita, bukankah di dunia ini, kita bukan apa – apa, bukan pula siapa – siapa, jangan sampai di dunia sana kita juga bukan apa dan siapa, terlalu buruk buat manusia yang di ciptakan dengan kemuliaan!.
Dan nanti isteriku, saat dirimu siap untuk meninggalkan hijab hati yang menghalangi pandangan hati ke kiblatnya, aku dengan sangat senang hati melepasmu, karena kamu bukan lagi milikku, kau telah menjadi kekasihnya, dan ia-lah yang punya hak atas dirimu, aku meminta hal yang sama padamu, dan semoga kau mampu melakukannya, ku mohon do’amu juga agar aku sanggup melakukannya, insya Allah, bila waktunya tiba.
Well, hanya itu untuk sementara ini, kuharap kau maklumi apa yang aku ceritakan…
Bila ada yang belum kau pahami, temui aku dalam mimpi, mimpi yang benar, semoga Tuhan mau mengabulkan permintaan ’ku’, yang kuharap juga permintaanmu…
Wassalam.


Puncak Dunia, JUNI, 09, 2008…

Rabu, Juni 25

duh gusti kawulaning jagat

melangkahku dalam hening dan selalu fokus tatapku ke depan...
tapi seakan tangan2 raksasa menggerakkan kepalaku ke kiri ke kanan...
duh gusti,,, kemana aku harus melangkah...duh gusti,,, kenapa berat sekali medan yang aku tempuh...
duh gusti,,, apa karena tak ada keikhlasan dalam hatiku ini?

Dear, Saudara Satu Syahwat...

Teman...

seharusnya kita melindungi mereka, seharusnya kita membimbing mereka, sepatutnya kita melindungi mereka...
bukan mengeksploitasi sumber daya kenikmatan mereka, pun bukan untuk memberdayakan objek keindahan mereka...
bukan menjadikan mereka komoditas pelayanan kenikmatan semata...
kita tentu tak ingin diri kita disakiti, atau membenturkan kepala ke tembok, atau membakar tangan yang halus mulus,
tapi mengapa kita menghancurkan rusuk kiri kita?
lelaki diciptakan sebagai pemimpin, tapi dibalik seorang pemimpin, pasti ada 'sang Nyonya' yang tampil sebagai sosok ibu,
itu idealnya,,
tapi kenyataan kadang atau seringkali terbalik dengan apa yang seharusnya ideal,, kita, lelaki, dalam sistem yang patriakal,
wajibnya memang berlaku sebagai pemimpin yang adil, dan sunahnya, mengangkat tinggi derajat kaum wanita...
tapi kini, disini, di waktu ini, di jaman ini, kehormatan wanita hanya sekerat daging buat serigala-serigala seperti kita yang seharusnya membela panji kehormatan kaum ibu kita!! harga diri mereka, barang paling gencar diburu, dicari, dicuri,...
mana iba kita teman? mana jiwa ksatria yang seharusnya ada dalam tiap diri lelaki... Ksatria bukan pria berbaju besi, ksatria bukan pria bergada, berpedang, atau bertombak panjang,... Ksatria adalah orang yang bertanggung jawab pada diri dan Masyarakatnya!!!
syahwat memang nikmat, tapi jangan sampai tersesat, hingga tercecer di sembarang tempat…

syahwat itu amanat... saudaraku...

Selasa, Juni 24

ini dia...

saat mentari tak lagi mampu menghangatkanmu, carilah siapa yang telah menciptakan mentari itu...